Kamis, 19 Juli 2012

Strategi Public Relations

Istilah strategi management sering disebut pula rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu kedepan. Untuk member kontribusi kepada rencana kerja jangka panjang praktisi PR dapat melakukan langkah langkah:
1.      Menyampaikan fakta dan opini baik yang beredar didalam maupun diluar perusahaan. Bahan bahan itu dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun waktu tertentu
dengan melakukan penelitian terhadap naskah naskah pidato pimpinan  bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancara tertentu dengan pihak pihak yang berkepentingan atau dianggap penting.
2.      Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya atau sebaliknya
3.      Melakukan analisis SWOT (Strenghts/ kekuatan, Weakness/ kelemahan, Opportunities/ peluang dan Threats/ ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal hal yang berada diluar jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiikinya. Misalnya menyangkut masa depan  industry yang ditekuninya citra yang dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.
Komponen Strenghts dan Weaknesses dikaji dari unsur unsur yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan kedua komponen lainnya Opporunities dan Threats dikaji dari lingkungan dimana perusahaan berada. Peluang dan ancaman bisa muncul dari unsur  unsur seperti peraturan pemerintahan, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat,perubahan struktur kependudukan, pandangan yang tengah beredar di masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik dan tekanan yang muncul dari para environmentalist.
Selain berkonotasi jangka panjang, strategi management yang juga menyandang konotasi strategis. Kata strategi sendiri mempunyai pengertian yang terkait dengan hal hal seperti kemenangan, kehidupan atau daya juang artinya menyangkut dengan hal hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam atau dari luar. Kalau dapat, ia akan terus hidup kalau tidak ia akan mati seketika.
Hidup yang dipertaruhkan sendiri merupakan suatu cakupan waktu yang panjang, bukan sekedar bertahan lalu mati. Maka dari itu strategis membenarkan perusahaan atau melakukan tindakan pahit seperti amputasi (pengurangan unit usaha, dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dll)hal itu dilakukan demi kehidupan perusahaan dalam jangka panjang
Langkah langkah strategic management (Pearce dan Robinson) :
1.      Menentukan mission perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran
2.      Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya
3.      Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum
4.      Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan
5.      Identifikasi atas pilihan  yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan
6.      Pemilihan strategis atas objective jangka panjang dan garis besar strategis yang dibutuhkan untuk mencapai objective tersebut
7.      Mengembangkan objective tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objective jangka panjang dan garis besar strategis
8.      Implementasi atas hasil hal hal diatas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengkawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur, teknologi dan system bala jasa yang memungkinkan
9.      Review dan evaluasi atas hal hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatau proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi penggambil keputusan dimasa depan

Public Relations dapat memberikan kontribusinya dalam proses strategic management melalui dua cara yaitu :
1.      Melakukan tugasnya sebagai bagian dari strategic management keseluruhan organisasi dengan melakukan survey atas lingkungan dan membantu mendefinifikan misi sarana dan objective perusahaan. Keterlibatan PR dala, proses menyeluruh ini akan member manfaat yang besar bagi perusahaan dan sekaligus bagi PR itu sendiri khususnya pada tingkat korporat
2.      PR dapat berperan dalam strategic management dengan mengelola kegiatan yang strategis artinya bersedia megorbankan kegiatan jangka pendek demi arah perusahaan secara menyeluruh
Kedua sumbangan itu akan dapat dimengerti bila disadari bahwa strategic management  mempunyai area kegiatan dalam tiga lapis yakni
1.      Lapis korporat secara menyeluruh seperti Direktur Utama, VP, GM  dst, artinya PR diberi tugas yang amat strategis dan mempunyai jalur langsung kepada pemegang saham top eksekutif dan masyarakat
2.      Lapisan bisnis atau lapisan khusus (duduk para kepala cabang dengan kebijakan yang menyangkut pemilihan segmen pasar atau jasa khusus
3.      Lapisan fungsional (terdapat fungsi operasi, seperti keuangan, akunting, sumber daya manusia, pemasaran dan atau bahkan PR). Pada lapisan inilah seringkali dalam prakteknya PR ditempatkan, sehingga tidak sesuai kedudukannya dengan perannya, terutama di masa masa lalu, seringkali terlihat PR tidak dapat menjalankan perannya secara strategis.
Kedudukan PR pada lapisan terakhirmenjadi sangat serba salah. Ia dituntut menjalin hubungan dengan pihak pihak yang strategis dan sering dianggap sebagai juru bicara. Tetapi sebenarnya ia tak lebih dari sekedar pelaksana biasa yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapisan atas dan bahkan tidak tahu apakah yang dilakukannya itu sesuai dengan aspirasi mereka. Oleh karena itu efektivitas pekerjaan PR amat tergantung pada presepsi pemimpin perusahaan yang tercermin dari penempatan dan ruang lingkup pekerjaan yng didelegasikan kepadanya.
Tujuh model strategic management dalam kegiatan PR :
1.      Tahap stakeholder : sebuah perusahaan mempunyai hubungan dengan publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap stakeholder nya atau sebaliknya. PR harus melakukan survey untuk terus membaca perkembangan lingkungannya dan membaca perilaku organisasinya serta menganalisis konsekuen yang akan timbul. Komunikasi yag dilakukan scara continue dengan stake holders ini membantu organisasi untuk tetap stabil
2.      Tahap public : Publik terbentuk ketika perusahaan menyadari adanya problem tertentu. Pendapat ini berdasarkan hasil peneitian Grunig dan Hunt yang menyimpulkan bahwa public muncul sebagai akibat adanya problemdan bukan sebaliknya. Dengan kata lain public selalu eksis bilamana ada problem yang mempunyai potensi akibat (konsekuensi) terhadap mereka. Publik bukanlah suatu kumpulan massa umum biasa, mereka sangat efektif dan spesifik terhadap suatu kepentingan tertentu dan problem tertentu. Oleh karena itu PR perlu terus menerus mengidentifikasi public yang muncul terhadap berbagai problem. Biasanya dilakukan melalui wawancara mendalam pada suatu focus group.
3.      Tahap isu : Publik muncul sebagai konsskuensi dari adanya problem selalu mengorganisasi dan menciptakan “isu”. Yang dimaksud isu disini bukanlah isu dalam arti kabar burung atau kabar tak resmi yang berkonotasi negative (bahasa aslinya rumor) melainkan suatu tema yang dipersoalkan . Mulanya pokok persoalan demikian luas dan mempunyai banyak pokok tetapi kemudian akan terjadinya kristalisasi sehingga pokoknya menjadi lebih jelas karena pihak pihak yang terkait saling melakukan diskusi.

PR perlu mengantisipasi dan responsive terhadap isu isu tersebut. Lngkah ini dalam management dikenal dengna issues management. Pada tahap ini media memegang peranan sangat penting karena media akan mengangkat suatu pokok persoalan kepada masyarakat dan masyarakat akan menanggapinya. Media dapat melunakkan sikap public atau sebaliknya meningkatkan perhatian public khususnya hot issue yakni yang menyangkut kepentingan public yang lebih luas.
Issue Management pada tahap ini perlu dilakukan secara simultan dan cepat dengan melibatkan komuikasi personal dan sekaligus komunikasi dengan media massa. PR melakukan program komunikasi dengan kelompok stakeholders atau public yang berbeda beda pada ketiga tahap diatas.

4.      PR perlu mengembangkan objective formal seperti komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan dan perilaku tertentu terhadap program program kampanye komunkasinya
5.      PR harus mengembangkan program resmi dan kampanye komunikasi yang jelas untuk menjangkau objective diatas
6.      PR khususnya para pelaksana harus memahami permasalahan dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi
7.      PR harus melakukan evaluasi terhadap efektvitas pelaksanaan tugasnya untu memenuhi pencapaian objective dan mengurangi konflik yang muncul dikemudian hari
Tahap 1 sampai 3 diatas adalah tahap strategis, sedangkan empat tahap selanjutnya merupakan tahap regular yang biasanya dilakukan oleh praktisi PR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar